
Kepala Sekolah Inspiratif: Subagas, Kepala SMA Negeri 1 Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur.
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Di bawah terik matahari dan sorak sorai teman-teman sebaya, Jumat siang (18/7/2025) halaman SMAN 1 Boyolangu menjadi saksi lahirnya semangat baru. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) resmi ditutup, tapi bagi siswa kelas X, ini bukan akhir. Ini permulaan.
Selama lima hari, lebih dari sekadar perkenalan fasilitas atau hafalan nama guru, mereka belajar sesuatu yang lebih dalam: tentang keberanian. Tentang menjalin koneksi. Tentang menemukan arah dalam dunia yang tak lagi seperti dulu.
Kepala SMAN 1 Boyolangu, Subagas, S.Pd., tak sekadar memberi sambutan. Ia mengangkat visi.
“Penting bagi anak-anak ini untuk punya tujuan sejak awal—melanjutkan ke perguruan tinggi negeri. Tapi lebih dari itu, mereka perlu tahu siapa diri mereka, dan ke mana ingin melangkah,” ujarnya.
Di tengah era yang serba cepat dan serba online, MPLS menjadi momen unplug. Tanpa layar, tanpa filter—hanya interaksi nyata, ekspresi jujur, dan semangat yang belum terkontaminasi rasa malu. Dalam lima hari, mereka tidak hanya diperkenalkan pada ekskul atau jadwal pelajaran. Mereka belajar mengenal satu sama lain. Dan lebih penting: mengenal diri sendiri.
Tiap senyum yang mengembang, tiap tangan yang terulur, jadi bukti bahwa rasa nyaman bisa tumbuh cepat—asal suasananya suportif. Dan dari situlah semua prestasi bermula.
Saat sesi penutupan berlangsung, para siswa baru menampilkan berbagai pertunjukan kreatif. Tarian, musik, drama pendek—semua dirangkai tanpa latihan panjang, tapi penuh keberanian dan kekompakan.
“Baru lima hari, tapi sudah bisa tampil seluwes itu? Bayangkan apa yang bisa mereka capai dalam tiga tahun,” kata Subagas, bangga.
Ada semangat yang tak bisa diukur dengan nilai rapor. Ada keberanian yang tak diajarkan di buku teks—dan itulah yang muncul selama MPLS. Semua ini bukan untuk hari ini saja, tapi untuk hari-hari ke depan. Karena SMA bukan sekadar tempat belajar, tapi tempat bertumbuh.
Setelah MPLS, para siswa akan mengikuti Masa Orientasi Gugus Depan (MOGD) pada 24–25 Juli. Agenda ini mengusung nilai karakter, disiplin, dan hidup sehat melalui kegiatan kepramukaan. “Bangun pagi, atur waktu, jaga tubuh. Ini bukan sekadar ‘perkemahan’. Ini latihan hidup,” tegas Subagas.
Dari MPLS ke MOGD, dari halaman sekolah ke panggung masa depan—para siswa baru ini sedang mengukir cerita mereka sendiri. Dan semoga, bukan sekadar jadi generasi yang cerdas, tapi juga generasi yang siap—menghadapi zaman, menghadapi tantangan, menghadapi dunia.
Karena kadang, perjalanan besar memang dimulai dari lima hari yang tak terlupakan.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir