160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Koperasi Desa Merah Putih Sukowidodo, Baru Papan Nama atau Calon Motor Ekonomi Warga?

Supardi, Kepala Desa Sukowidodo, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung.

Koperasi Desa Merah Putih Sukowidodo, Baru Papan Nama atau Calon Motor Ekonomi Warga?

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Harapan besar warga Desa Sukowidodo, Kecamatan Karangrejo, Kabupaten Tulungagung, terhadap Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) hingga kini belum terwujud. Program yang digagas sebagai ikon penggerak ekonomi desa ini ternyata masih sebatas papan nama.

Kepala Desa Sukowidodo, Drs. Supardi, MM, tidak menampik kondisi tersebut. “Sekadar papan nama sebenarnya, walaupun memang belum aktif yang sesungguhnya,” ujarnya saat ditemui di Balai Desa, Sabtu (27/9/2025).

750 x 100 AD PLACEMENT

Supardi menjelaskan, secara administrasi KDMP sudah lengkap. Struktur kepengurusan terbentuk, legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM pun sudah keluar. Namun, aktivitas riil koperasi masih menunggu regulasi lanjutan dari pemerintah pusat.

Permodalan menjadi kendala utama. Saat ini, KDMP hanya mengandalkan simpanan pokok dan simpanan wajib dari anggota.

Skemanya, setiap anggota membayar simpanan pokok sekali seumur hidup, lalu menyetor simpanan wajib bulanan. Dengan 50 anggota dan iuran Rp10.000 per bulan, dana yang terkumpul hanya sekitar Rp500.000. Dalam setahun, nilainya bisa mencapai Rp60 juta.
“Minimal sudah mulai ada uang untuk kegiatan simpan pinjam, walaupun skalanya masih kecil,” tambah Supardi.

Namun, penggunaan Dana Desa (DD) sebagai modal koperasi dilarang pemerintah. Dana tersebut hanya boleh menjadi jaminan di bank. Jika ada kredit macet, DD yang menutupinya. “Uang DD tidak boleh digulirkan. Jadi ya berhenti di rekening bank, menunggu regulasi yang lebih jelas,” tegas Supardi.

750 x 100 AD PLACEMENT

Kondisi ini membuat KDMP Sukowidodo jalan di tempat. Padahal, di beberapa desa lain, koperasi serupa sudah mulai berjalan meski terbatas. Hal itu menimbulkan pertanyaan dari warga: apakah KDMP hanya akan berhenti sebagai papan nama?

Meski begitu, Supardi menegaskan koperasi ini memiliki prospek besar. Tidak hanya sebatas simpan pinjam, KDMP bisa berkembang menjadi ritel desa, gudang sembako, hingga distributor pupuk bersubsidi dan gas elpiji. “Kalau nanti bisa ditata, sektor pertanian dan kebutuhan pokok warga bisa masuk melalui koperasi. Jadi bukan hanya sekadar formalitas,” jelasnya.

Supardi menambahkan, kunci keberhasilan koperasi ada pada kualitas pengurus. “Mereka harus paham betul esensi koperasi, bukan sekadar pegang jabatan. Ingat, Mohammad Hatta menyebut koperasi sebagai jalan keluar bagi kemakmuran rakyat. Itu yang harus dipegang,” tegasnya.

Kini, perjalanan KDMP Sukowidodo berada di persimpangan: tetap terjebak formalitas atau benar-benar bangkit menjadi motor ekonomi desa. Harapan warga jelas, koperasi harus hadir nyata demi kesejahteraan bersama.

750 x 100 AD PLACEMENT

Jurnalis Pandhu
Editor Tanu Metir

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !