160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Kades Mahmudi Buktikan: Dari 6,29% Jadi 1,59%, Jabalsari Berhasil Tekan Stunting

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mencatat capaian gemilang dalam upaya menekan angka stunting. Dari semula 6,29 persen, kini turun drastis menjadi hanya 1,59 persen dalam kurun kurang dari dua tahun.

Capaian ini bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata strategi jitu dan kolaborasi erat yang dijalankan pemerintah desa bersama masyarakat, kader kesehatan, serta berbagai pihak lain.

Mahmudi, Kepala Desa Jabalsari, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung

Kepala Desa Jabalsari, Mahmudi, dalam wawancara eksklusif bersama Harian-News.com, memaparkan langkah konkret yang menjadi kunci keberhasilan tersebut.

Edukasi Sejak Dini, dari Calon Pengantin hingga Balita
Menurut Mahmudi, strategi utama dimulai dengan edukasi menyeluruh.
“Kami mempersiapkan sejak dari calon pengantin hingga ibu hamil, agar mereka memiliki pemahaman tentang pola hidup sehat, gizi cukup, hingga pola asuh anak sejak seribu hari pertama kehidupan,” tegasnya.

750 x 100 AD PLACEMENT

Ia menekankan, 1.000 hari pertama kehidupan adalah masa krusial dalam menentukan tumbuh kembang anak, baik secara fisik maupun mental.

Dana Desa Difokuskan untuk Stunting
Mahmudi juga mengungkapkan keberanian pemerintah desa mengalokasikan Dana Desa secara signifikan untuk program ini.
“Tahun 2025 kami anggarkan sekitar Rp230 juta khusus penanganan stunting, mulai dari pendampingan ibu hamil, pemantauan balita, hingga imunisasi lengkap yang capaiannya sudah 100 persen,” jelasnya.
Selain itu, dukungan pengusaha lokal melalui program tanggung jawab sosial (CSR) semakin memperkuat keberlanjutan program.

Peran Aktif Masyarakat dan Kader Posyandu
Keberhasilan Jabalsari tak lepas dari keterlibatan aktif masyarakat, terutama kader posyandu. Mereka giat melakukan sosialisasi dan edukasi agar kesadaran warga meningkat.
“Kini tanpa dipaksa pun warga sudah sadar pentingnya posyandu. Ada grup WhatsApp yang memantau 20–30 balita per kader, sehingga pengingat jadwal posyandu lebih efektif,” terang Mahmudi.

Tantangan di Lapangan
Meski sukses, Mahmudi mengakui ada tantangan besar di lapangan. Sebagian orang tua kerap menolak ketika anak mereka dinyatakan stunting.
“Kadang orang tua merasa sudah memberikan makanan cukup, tapi hasilnya tetap stunting. Setelah ditelusuri, banyak dipengaruhi penyakit bawaan seperti TBC, albumin rendah, hingga kelainan jantung,” jelasnya.
Ia menegaskan, kasus stunting bukan hanya soal pola makan, melainkan juga faktor kesehatan bawaan sejak lahir.

750 x 100 AD PLACEMENT

Dampak Nyata dan Harapan ke Depan
Lebih dari sekadar statistik, Mahmudi menilai dampak paling nyata adalah meningkatnya kesadaran masyarakat.
“Alhamdulillah, ibu-ibu kini lebih paham tentang gizi dan rutin datang ke posyandu. Mereka sadar bahwa generasi sehat harus dipersiapkan sejak dini,” ujarnya.

Meski capaian saat ini nyaris sempurna, Mahmudi menegaskan pentingnya menjaga konsistensi.
“Kuncinya keberlanjutan. Kami terus menyiapkan kebijakan anggaran, edukasi tanpa henti, dan menekankan pentingnya generasi sehat demi menyongsong Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

Dengan capaian ini, Desa Jabalsari layak menjadi teladan nyata: bahwa sinergi pemerintah desa, masyarakat, dan pemangku kepentingan mampu menghadirkan prestasi luar biasa dalam menekan angka stunting.

Jurnalis Pandhu

750 x 100 AD PLACEMENT

Editor Tanu Metir

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !