
TULUNGAGUNG, HARIAN- NEWS.com – Sebuah harapan baru hadir di Desa Bolorejo, Kauman, Tulungagung. Yayasan Kekerabatan Muslim Tulungagung mewujudkan pesantren yang dikhususkan untuk lansia, menjadi tempat para santri sepuh mendalami ilmu agama, meraih ketenangan, dan mendekap kedamaian hidup melalui kajian ilmu dan amal ibadah.
Di pesantren ini, para santri mendapat bimbingan intensif dalam memperkokoh keimanan. Beragam program tersedia, dari ngaji mukim hingga ngaji akhir pekan dengan opsi menginap satu, tiga, atau tujuh hari. Tak hanya itu, pengelola juga menyediakan lahan untuk berkebun dan beternak, serta kegiatan terapi alami seperti senam dan refleksi, memberikan manfaat spiritual sekaligus jasmani bagi para santri.
Ketua Yayasan Kekerabatan Muslim Tulungagung, Arief Eddy Purwanto, yang akrab disapa Ki Gringsing ini, mengatakan, keberadaan pondok pesantren ini atas arahan Kyai Imam Mawardi Ridlwan dan usaha Ustadz Asmadi bersama jamaah Dzikir, para donatur, dan dewan pembina, Pengawas dan rekan-rekan pengurus Yayasan Kekerabatan Muslim Tulungagung, serta tentunya atas kerelaan keluarga besar dari alm. Babe H. Sunjoto dan alm. Pak Djayeng.
Selanjutnya kedepan akan terus berinovasi untuk meningkatkan fasilitas pesantren. “Kami berupaya menambah asrama, aula, serta fasilitas kesehatan demi kenyamanan para santri,”jelasnya.
Pada Rabu, sore, 19 Maret 2025, pesantren menggelar acara buka bersama sekaligus memperingati Haul ke-21 Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al Maliki Al Hasani, tokoh Ahlus Sunnah wal Jamaah dari Tanah Suci Mekkah. Dalam acara itu, KH Rofi’i Hasan—santri langsung Abuya Sayyid Muhammad—menyampaikan pesan tentang pentingnya sifat sabar, telaten, dan ikhlas bagi seorang pendakwah.
“Dengan khidmah, seorang pendakwah mempraktikkan ilmunya sekaligus melayani umat,” ujar KH Rofi’i Hasan.
Tak ketinggalan, KH Baidlowi menegaskan bahwa pesantren ini menganut paham Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
“Sayyid Abbas, kakek dari Abuya Sayyid Muhammad, adalah guru dari Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama,” ungkapnya.
Ia juga berpesan kepada jamaah untuk meningkatkan amal ibadah, menjauhi dosa, dan memperbanyak dzikir sebagai bekal hidup.
Momen ini menjadi waktu bermakna bagi warga dan jamaah untuk mendoakan sesepuh yang telah mewakafkan lahan indah nan sejuk bagi pesantren ini, yakni Almarhum DR. H. Sunjoto dan H. Mochamad Djayeng Ar Rasyid—dua sahabat yang mewariskan semangat perjuangan agama.