
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com –
Dentang senar gitar berpadu dengan suara merdu para finalis, menjelma menjadi irama yang tak sekadar menghibur, tapi juga menebar pesan moral. Di bawah langit malam Tulungagung, Festival Musik Akustik Piala Wakil Bupati (Wabup) 2025 putaran ketiga tak hanya menghidangkan harmoni nada, tetapi juga menyerukan ajakan menjauhi narkoba.
BNNK Tulungagung hadir membawa pesan kebajikan, mengingatkan generasi muda bahwa musik bisa menjadi benteng budaya sekaligus penuntun langkah menuju masa depan gemilang.
Alunan gitar dan denting nada vokal menggema di tengah udara malam Tulungagung, Sabtu (9/8/2025). Festival Musik Akustik Piala Wabup Tulungagung 2025 resmi memasuki putaran ketiga, menjadi bagian dari rangkaian kemeriahan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Sebanyak 10 peserta kategori umum tampil penuh semangat di panggung, memadukan kepiawaian bermusik dan kekuatan vokal untuk memperebutkan tiket ke babak final. Sorak-sorai penonton berpadu dengan semangat kompetisi, menghadirkan suasana layaknya pesta budaya yang membaurkan kreativitas, sportivitas, dan persaudaraan.
Roni, selaku panitia pelaksana, menyebut putaran ketiga ini sebagai momentum krusial sebelum penentuan juara.
“Malam ini Festival Musik Akustik menampilkan 10 peserta kategori umum. Mereka semua punya potensi luar biasa,” ujarnya dengan nada optimis.
Tak hanya menjadi ajang unjuk bakat, panggung festival ini juga menjadi mimbar pesan moral. Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Tulungagung memanfaatkan kesempatan ini untuk menyampaikan sosialisasi bahaya penyalahgunaan narkoba kepada generasi muda.
Perwakilan BNNK, yang akrab disapa Mas Budi, memberikan apresiasi tinggi kepada Wabup Tulungagung yang mampu menggiring anak muda menyalurkan energi pada kegiatan positif.
“Apresiasi setinggi-tingginya kepada Bapak Wabup Tulungagung karena mampu mengarahkan generasi muda mengisi waktu dengan berkarya di seni musik,” ungkapnya.
Dengan bahasa tegas namun bersahabat, ia mengingatkan agar pemuda tidak tergelincir dalam pergaulan negatif. Ia menekankan, festival seperti ini mampu menjadi tembok budaya yang kokoh, menahan gelombang pengaruh buruk yang menggerogoti masa depan bangsa.
BNNK juga mengajak masyarakat berperan aktif melaporkan jika ada keluarga atau kerabat yang terindikasi penyalahgunaan narkoba.
“Pengguna narkoba adalah korban yang wajib direhabilitasi, sedangkan pengedar dan bandar akan ditindak tegas sesuai hukum,” tegasnya.
Ajakan itu ditutup dengan pesan membangun lingkungan sehat demi mewujudkan generasi kreatif, kuat, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045.
Sebagai catatan, sejak putaran pertama hingga ketiga, total 28 peserta telah tampil.
Putaran pertama diikuti 9 peserta kategori umum, putaran kedua diikuti 9 peserta kategori pelajar, dan putaran ketiga kembali diikuti 10 peserta kategori umum.
Dari panggung ini, harmoni nada bukan sekadar hiburan—ia menjelma menjadi jembatan budaya yang menghubungkan kreativitas dan kesadaran, agar generasi muda tetap tegak melangkah di jalan yang benar.
Jurnalis: Pandhu
Editor Tanu Metir