REMBANG, HARIAN-NEWS.com – Hampir dua pekan ini tabung gas subsidi tiga kilogram mengalami kelangkaan. Kenaikan elpiji non-subsidi diduga menjadi biangnya. Sebab, konsumen non-subsidi ramai-ramai beralih ke elpiji subsidi.
Padahal, dari data terhimpun, Kabupaten Rembang mendapat kuota 17.884 MT di tahun 2022. Sebelum ada kenaikan non-subsidi jumlah tabung melon itu cukup memenuhi konsumen. Tetapi, dalam dua pekan terakhir. Masyarakat Rembang kota pun mulai kesulitan mendapatkannya.
Bahkan, di tingkat pengecer kosong. Tingkat agen pun sama. Bahkan, banyak dari konsumen rela mengantre hingga seminggu untuk mendapat elpiji subsidi tersebut. “Rata-rata pesan seminggu baru dapat,” ujar Endang warga Kumendung, Rembang.
Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Dindagkop dan UMKM Rembang Tri Handayani menuturkan, jika kenaikan harga elpiji non-subsidi menjadi salah satu faktor penyebab langkanya elpiji tiga kilogram.
“Yang terpengaruh rata-rata di Rembang kota dengan kenaikan non-subsidi pada beralih subsidi. Itu memang mempengaruhi ketersediaan elpiji tiga kilogram. Sekarang memang agak susah,” terangnya.

Padahal, menurutnya pasokan dari atas masih sesuai kuota. Pihaknya dalam hal ini hanya akan memantau harga di pasaran.
“Untuk harga elpiji subsidi masih normal. Untuk yang mahal nonsubsidi. Harganya lumayan. Untuk harga yang 5,5 kg dari harga Rp 95 ribu ke Rp 110 ribuan. Sementara, yang 12 kg dari Rp 190 ribu ke harga 200 ribuan lebih,” terangnya.