

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Malam di GOR Lembu Peteng, Minggu (9/11/2025), berubah menjadi lautan warna dan pesona. Sorotan lampu, alunan musik, dan deretan busana batik khas Tulungagung menyatu dalam harmoni indah. Di balik tepuk tangan penonton dan decak kagum para tamu undangan, satu pesan mengalun jelas: Batik Tulungagung bukan sekadar kain, melainkan identitas dan kebanggaan daerah.

Ajang Eksotika Batik Tulungagung 2025 yang digelar Pemerintah Kabupaten Tulungagung bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Dekranasda Tulungagung menjadi persembahan istimewa dalam rangka memperingati Hari Jadi ke-820 Kabupaten Tulungagung.
Dengan konsep yang memadukan nilai tradisi dan sentuhan modern, acara ini menghadirkan semangat baru bagi dunia fesyen dan ekonomi kreatif lokal.
“Batik Tulungagung adalah jati diri dan kebanggaan kita. Mencintai produk lokal berarti mencintai tanah kelahiran,” tegas Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., dalam sambutannya.

Menurutnya, Eksotika Batik Tulungagung bukan hanya ajang mode, tetapi juga gerakan nyata menghidupkan ekonomi kreatif berbasis budaya. Ia menargetkan kegiatan ini menjadi agenda tahunan bergengsi yang mampu membawa batik Tulungagung ke pentas nasional bahkan internasional.
“Kita ingin batik Tulungagung tak hanya dikenal di Jawa Timur, tapi juga mendunia. Ini tugas kita bersama,” ujarnya, disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Kesuksesan acara ini lahir dari kolaborasi lintas sektor — mulai dari pemerintah daerah, Dekranasda, BUMN, BUMD, komunitas kreatif, hingga para perajin batik yang bahu-membahu menciptakan harmoni antara budaya dan ekonomi.
“Ekonomi kreatif hanya bisa tumbuh kalau ada kolaborasi. Dari pengrajin, desainer, hingga fotografer — semua punya peran penting,” tambah Bupati Gatut Sunu.
Selain menampilkan karya perajin lokal, ajang ini juga menjadi wadah bagi pelaku UMKM dan IKM untuk memamerkan produk terbaik mereka. Banyak pelaku usaha mengaku mendapat peluang baru lewat pameran dan jejaring yang terbentuk selama acara berlangsung.
Peragaan busana batik menjadi puncak malam itu. Tiap motif memiliki cerita tersendiri — tentang alam, sejarah, hingga filosofi hidup masyarakat Tulungagung.
Batik yang dulu lekat dengan kesan tradisional kini tampil elegan, modern, dan berkelas, membuktikan bahwa warisan budaya bisa terus hidup seiring perkembangan zaman.
Malam itu, Tulungagung tak sekadar merayakan ulang tahun. Ia merayakan semangat kebangkitan ekonomi kreatif, semangat dari tangan-tangan pengrajin yang menenun harapan: dari warisan budaya menuju kejayaan ekonomi daerah.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir
.
Jangan Tampilkan Lagi
Ya, Saya Mau !