160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT
banner hut ri

Dinkes Tulungagung Targetkan Tahun 2023 HIV/AIDS dan PIMS Terkendali

Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung juga manargetkan HIV AIDS dan PIMS juga terkendali pada Tahun 2030.
dr. Kasil
dr. Kasil Rohmad Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS. com – Target atau rencana terperinci Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI pada Tahun 2030 HIV AIDS dan PIMS terkendali.

Target tersebut juga berlaku di Kabupaten Tulungagung, Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung juga manargetkan HIV AIDS dan PIMS juga terkendali.

Salah satu bentuk upaya pengendalian yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung adalah dengan mengadakan peringatan Hari AIDS Sedunia (HAS).

Sejak tiga dasawarsa lalu, tanggal 1 Desember menjadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran semua orang terhadap penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV).

750 x 100 AD PLACEMENT

Seperti disampaikan dokter Kasil selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung, pada momentum peringatan HAS selain dilakukan sosialisasi, pengobatan massal juga dilakukan senam massal

“ Puncak acara ( HAS )ini dipusatkan dibundaran Aloon – aloon Kabupaten Tulungagung, juga tidak luput dihadiri, para pesenam Tulungagung untuk mengisi acara moment hari AIDS sedunia”, kata dokter Kasil Rohmad pada peringatan HAS Tahun 2022, lalu.

“Kasus penularan HIV-AIDS di Tulungagung sekitar tahun 2022, terjadi kelonjakan signifikan, ini menunjukkan bahwa masalah HIV-AIDS di Tulungagung masih tinggi,” katanya.

Masih kata dokter Kasil, kita manusia dan kita tidak harus mengucilkan yang terpenting selalu minum obat yang rutin dan air putih yang cukup.

750 x 100 AD PLACEMENT

Dia menambahkan, keterangan dari sumber dirangkum ODHA mendapatkan supresi Viral Load dengan capaian sebanyak 15 persen kasus HIV-AIDS. dari pencapaian tersebut yang menjadi kekhawatiran dan perlu penanganan lebih lanjut yaitu kita kan juga sama sama manusia tidak harus kita kucilkan tetapi kita tetap dipantau untuk memberikan masukan masukan yang baik supaya dia tidak berpikir kalo terkena HIV AIDS tersebut merasa dikucilkan dan diasingkan. Kita upayakan dari dinas kesehatan Tulungagung, memberikan paparan selalu rutin minum obat istirahat yang cukup.

Di tempat terpisah Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka menambahkan Penanggulangan AIDS (KPA) bahwa ditetapkannya 1 Desember sebagai hari Peringatan HIV-AIDS sedunia dapat menjadi pengingat bagi kita semua mulai dari pemerintah daerah, KPA, LSM serta segenap masyarakat diharapkan mampu lebih kuat membentuk sinergritas, saling mempererat ikatan solidaritas bersama dalam perbaikan, percepatan terkait penanganan dan penanggulangan AIDS

“Kebijakan baru terkait dirubahnya perda penanggulangan pencegahan berkembangnya HIV-AIDS yang diharapkan mampu menurunkan tingkat penyebaran kasus tersebut. sehingga membuat titik akhir di tahun 2030 yang mendatang”, kata Didik Eka yang juga aktif di KPA.

Situasi HIV /AIDS di Tulungagung

750 x 100 AD PLACEMENT

Fasilitas pelayanan Kesehatan di Kabupaten Tulungagung ada 44, dengan rincian ada 32 Puskesmas (PKM) dan 12 Rumah Sakit (pemernitah dan Swasta), Laboratorium ada dua dan Layanan PDP Rujukan ARV ada 13; di RSUD dr. Iskak, RSUIT Orpeha, PKM Bandung, PKM Campurdarat, PKM Kalidawir, PKM Ngunut, PKM Bendilwungu, PKM Rejotangan dan PKM Pagerwojo, PKM Dono, PKM Gondang, PKM Kauman dan PKM Ngantru.

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah yang terkena virus mematikan itu, ada 56 % atau sejumlah 1876 pria dan 44 % atau sejumlah 1503 perempuan.

Sebaran kasus HIV di Kabupaten Tulungagung berdasarkan penemuan kasus;  PITC 65,91% dan 34,09% VCT.

Sebaran kasus HIV berdasar fakta resiko di Kabupaten Tulungagung jarum suntik 1% sebanyak 19, verinatal2% sebesar 65 dan seks 97% sebanyak 3292.

Berdasarkan daerah asal ada 70% dari Tulungagung, Blitar 10%, Kediri 4% dan Trenggalek 9% dan lain-lain 7%.

Berdasarkan asal kecamatan tertinggi dari Kecamatan Kedungwaru sebanyak 195 orang, Ngunut  149 orang, Sumbergempol 133 orang, Boyolangu 131, Tulungagung 124 orang, Ngantru 119 orang, Sendang 110 orang, Rejotangan 100 orang, Kauman 96 orang, Gondang 82 orang, Campurdarat 82 orang, Kalidawir 79 orang, Karangrejo 67 orang, Pagerwojo 63 orang, Pakel 56 orang, Besuki 51 orang, Tanggunggunung 37 orang, Pucanglaban 32 orang, Bandung 28 orang.

Berdasarkan profesi, ada karyawan/tenaga non professional 1010, IRT 819, wiraswasta 451, penjaja seks 321, buruh kasar 147, peternak/nelayan 119, TKI/TKW 114, Tidak bekerja 109, anak (<10 tahun) 65, sopir 49, lain-lain 48, siswa/mahasiswa 45, blank 33, PNS 21, Artis/seniman/actor/pengrajin 14, Anggota TNI/Polri 8, professional medis/paramedis 2 dan pemuka agama 1.

Berdasar kelompok Resiko seperti HRM ( , WPS (wanita pekerja seks), LSL (lelaki seks Lelaki), Anak, Waria, IDU (Injection Drug Use).

Capaian SPM , orang berisiko terinfeksi HIV (Bumil, TBL, LSL, Waria, WPS Penasun, IMS,WBP) Mendapat pemeriksaan sesuai standart.

Target tahun 2017 20.137 – Capaian 12.005, Target Tahun 2018 19.483 – Capaian 12.647, Target Tahun 2019 19.424 – Capaian 16.510, Target Tahun 2020 18.483 – Capaian 16.510, Target Tahun 2021 19.913 – Capaian 11.889, Target Tahun 2022 19.941 – Capaian 16.365.

Presentase capaian dari tahun ke tahun,  Tahun 2017 59,62%, Tahun 2018 64,91%, Tahun 2019 85%, Tahun 2020 83,68%, Tahun 2021 59,70 dan Tahun 202282,07 %.

Dukungan program HIV di Kabupaten Tulungagung , ada di Badan Perencanaan Daerah, Regulasi Komisi C (DPRD, Bagian Hukum Setda), Sinergitas (OPD, DPMD, Dinsos, Disnakertrans, Kemenag, Kesra, Diknas), CSO (PPTI, Aisyiyah, Kopi TB, Panter, LKNU, YPAIDS, KPA, PPNI), Peningkatan Kapasitas Fasyankes, Dukungan Sarpras, Pendanaan (NA APBD -DAU, BOK, DD/ADD, GF).

Data – data tersebut diatas berdasarkan Analisa Situasi HIV AIDS Kabupaten Tulungagung Tahun 2022, oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung.

CEGAH HIV MESKI TIDAK MUDAH MENULAR

Virus HIV tidak mudah menular, karena hanya dapat ditularkan melalui hubungan seksual yang tidak amanberisiko, berbagi jarum suntik, produk darah dan organ tubuh, serta dari ibu hamil yang positif dengan HIV dapat menularkan kepada bayinya. Perlu diketahui bahwa virus HIV tidak menular melalui penggunaan toilet bersama, gigitan nyamuk/ serangga, menggunakan alat makan bersama, bersalaman/ berpelukan, ataupun tinggal serumah dengan ODHA.

Karenanya, berperilaku hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya penularan HIV dan tidak perlu menjauhi ODHA. Untuk itu, menjadi ODHA Terinfeksi HIV bukanlah penghalang untuk bersosialisasi, bekerja, dan berkeluarga.

Seseorang yang terinfeksi virus HIV berpotensi menularkan meski tidak memiliki ciri yang dapat dilihat secara kasat mata (fisik). Status HIV seseorang hanya dapat diketahui dengan melakukan cek/pemeriksaan darah di laboratorium. Karena itu, Jika merasa pernah melakukan perilaku berisiko atau merasa berisiko tertular segera lakukan tes HIV.

Secara khusus, bagi para pasien TBC juga perlu diperiksa status HIV-nya, apabila ternyata HIV nya positif, obat ARV dapat membantu keberhasilan pengobatan TBC.

Demikian pula bagi para ibu hamil, saat memeriksakan kehamilannya sebaiknya diperiksa pula status HIV, sifilis dan hepatitis B, agar apabila positif dapat segera diberi tindakan pengobatan sehingga penularan kepada bayinya dapat diminimalisasi sehingga terjamin kesehatan baik ibu maupun anak yang dikandungnya.

Upaya pencegahan dan pengendalian HIV -AIDS bertujuan untuk mewujudkan target Three Zero pada 2030, yaitu: 1) Tidak ada lagi penularan infeksi baru HIV, 2) Tidak ada lagi kematian akibat AIDS, dan 3) Tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada orang dengan HIV AIDS (ODHA).

Pencanangan strategi Fast Track 90-90-90 yang meliputi:untuk mempercepat pencapaian 90% dari orang yang hidup dengan HIV (ODHA) mengetahui status HIV mereka melalui tes atau deteksi dini; 90% dari ODHA yang mengetahui status HIV untuk memulai terapi pengobatan ARV) dan 90% ODHA yang dalam pengobatan ARV telah berhasil menekan jumlah virusnya sehingga mengurangi kemungkinan penularan HIV; serta tidak ada lagi stigma dan diskriminasi ODHA.

Dalam rangka mencapai target Fast Track 90-90-90, Kementerian Kesehatan juga menggaungkan strategi akselerasi Suluh, Temukan, Obati dan Pertahankan (STOP) untuk mencapai target tahun 2030 tersebut. Tahun ini, diluncurkan pula strategi Test and Treat, yaitu ODHA dapat segera memulai terapi ARV begitu terdiagnosis mengidap HIV.

Selain itu, untuk pencegahan infeksi dan penularan HIV, masyarakat perlu mengingat hal-hal berikut:

# Bagi yang belum pernah melakukan perilaku berisiko, pertahankan perilaku aman (dengan tidak melakukan perilaku seks berisiko atau menggunakan narkoba suntik);

# Bila sudah pernah melakukan perilaku berisiko, lakukan tes HIV segera!

Bila tes HIV negatif, tetap berperilaku aman dari hal-hal yang berisiko menularkan HIV;

# Bila tes HIV positif, selalu gunakan kondom saat berhubungam seksual, serta patuhi petunjuk dokter dan minum obat ARV, agar hidup tetap produktif walaupun positif HIV;

#Jika bertemu ODHA, bersikap wajar dan jangan mendiskriminasi atau memberikan cap negatif, dan berikan dukungan; dan

# Jika berinteraksi dengan ODHA, jangan takut tertular, karena virus HIV tidak menular baik itu melalui sentuhan, keringat, maupun berbagi makanan. HIV hanya menular melalui cairan kelamin dan darah.

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !