TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Lama kita tidak mengetahui adanya orang yang terkana penyakit kusta atau lepara yang dikenal juga dengan penyakit Hansen.
Namun dari dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung tahun 2019, ternyata ada 34 kasus, bahkan ada empat (4) kasus yang mengalami cacat tingkat dua (2).
Kepala Dinas Kabupaten Tulungagung mellaui Kasi P2PM Muhroji, kusta harus mendapat perhatian khusus, karena di Tulungagung banyak tenaga kesehatan yang awam. Sementara yang terkena pada tahun 2019 lalu ada 34 kasus dan 4 sudah cacat tingkat 2. Dan itu hampir merata ditiap kecamatan yang ada di Tulungagung.
“” Salah satu contohnya di Puskesmas Balesono, Kecamatan Ngunut tahun 2019 sampai 2020 ada 4 kasus, dalam 1 RT. Penyakit kusta seperti TBC, kuncinya dapat dicegah dengan pola hidup bersih,” kata Muhorji, 26 Oktober lalu di kantornya.
Masih kata Muhroji, gejala awalnya bercak kulit yang mati rasa, terkadang gejala awalnya seringkali disepelekan penderita sehingga sering kali diketahui ketika sudah parah.
Kusta atau lepra dikenal sebagai salah satu penyakit menular yang ditakuti masyarakat karena dampaknya yang fatal, yakni bisa menyebabkan kecacatan fisik hingga kematian. Bahkan, Indonesia sendiri menempati urutan ketiga setelah India dan Brasil untuk penyakit kusta.
“ Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Kusta dianggap penyakit yang menyeramkan dan dapat menular secara mudah. Ditambah lagi dengan banyaknya stigma yang beredar di masyarakat bahwa kusta adalah penyakit ‘kutukan’,” kata Muhroji serius.
Faktanya, penularan kusta tidak semudah layaknya penularan flu. Sehingga semestinya orang yang menderita kusta tidak diasingkan dalam masyarakat. Pemahaman yang minim akhirnya membuat penderitanya merasa malu dan terkucil.
Selama ini, banyak penderita kusta yang berobat saat sudah stadium berat dan sulit diobati. Oleh sebab itu penting untuk kamu mengenal lebih dalam tentang penyakit kusta, penyebab dan ciri.
Penyakit kusta atau dikenal juga dengan lepra, merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Bakteri ini menyerang kulit, sistem saraf perifer, serta selaput lendir.
Tipe kusta dapat dibagi menjadi dua. Tipe kusta ini akan berpengaruh pada pemilihan obat yang akan diberikan pada pasien. Secara garis besar, tipe kusta yaitu’;Paucibacillary cirinya ada lesi kulit dengan kerokan kulit negatif, dan Multibacillary ada lesi kulit dengan kerokan kulit positif.
Muhroji menganjurkan,” Diharapkan kepada masyarakat bila mengalami kelainan pada kulit segera diperiksakan ke dokter atau pusat layanan kesehatan.”
Kelompok berisiko tinggi
Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemik dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan sistem imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.
Gejala kusta
Mati rasa di kulit, termasuk kehilangan kemampuan merasakan suhu, sentuhan, tekanan, atau rasa sakit. Muncul lesi pucat, berwarna lebih terang, dan menebal di kulit. Muncul luka tapi tidak terasa sakit. Pembesaran saraf yang biasanya terjadi di siku dan lutut.(agp/red).