
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Minggu pagi (20/7/2025) terasa berbeda di Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung. Jalan di sekitar Jembatan Gantung Moyoketen, ke arah utara, dipenuhi warga yang datang untuk menikmati gelaran Car Free Day (CFD) perdana bertajuk “CFD Desa Jempol.”
Acara ini langsung mencuri perhatian. Udara pagi yang sejuk berpadu dengan keramaian pasar UMKM, alunan musik, serta tawa anak-anak yang berlarian menikmati suasana.
Filosofi di Balik Nama “Jempol”
Nama “Jempol” bukan sekadar penanda unik. Kepala Desa Moyoketen, Hari Purwanto, menuturkan bahwa “jempol” melambangkan penilaian yang baik, sebuah harapan agar kegiatan ini membawa kebaikan bagi warga.
“Jempol itu dari ibu jari yang bagus.
Makna jempol di sini harapannya kegiatan ini akan semakin bagus, baik untuk penyelenggara, desa, maupun masyarakat,” ujar Hari.
Dorongan Ekonomi Lokal
Bagi Hari Purwanto, CFD ini bukan hanya ruang berkumpul warga, tetapi juga jalan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, khususnya warga Dusun Ngruweng yang memiliki potensi ekonomi dari produk-produk lokal.
“Ya, untuk menambah income pendapatan terutama masyarakat. Dusun Ngruweng di Desa Moyoketen bagaimanapun pendapatan nanti akan tetap mengalir,” ungkapnya.
Ketua Panitia, Sutikno, mengaku ide ini lahir dari pengamatan sederhana.
“Awalnya kami melihat potensi di Dusun Ngruweng. Banyak produk makanan tradisional seperti keripik dan kuliner lokal lainnya. Jadi kami berinovasi untuk mengangkat potensi ini ke ruang publik,” jelasnya.
Rangkaian Kegiatan dan Antusiasme Warga
CFD Desa Jempol menyuguhkan berbagai aktivitas seru: jogging pagi, pertunjukan musik, pasar UMKM, hingga aneka hiburan rakyat. Stand makanan tradisional menjadi primadona, dengan pengunjung berdesakan mencicipi camilan khas desa.
Warga setempat, Andik, mengaku puas.
“Sangat baik ya, kegiatan ini sangat positif untuk menggerakkan UMKM di lingkungan,” ujarnya.
Ia berharap CFD ini bisa terus berlangsung setiap Minggu, bahkan ditambah dengan senam massal dan live music rutin.
Rencana Jangka Panjang
Panitia berencana menjadikan CFD Desa Jempol sebagai program berkelanjutan.
“Kami sudah memiliki wacana untuk jangka panjang. CFD ini akan menjadi agenda rutin yang mempererat hubungan antar desa seperti Moyoketen dan Waung. Inovasi-inovasi akan terus kami hadirkan untuk menarik minat pengunjung,” kata Sutikno.
Kepala Desa Moyoketen juga menegaskan dukungan penuh.
“Harapannya kami semua lebih solid, kompak, dan saling gotong royong agar kegiatan ini bisa berjalan lebih baik dan lebih maju di masa depan,” pungkas Hari Purwanto.
Dengan dukungan masyarakat, CFD Desa Jempol diharapkan menjadi tonggak baru bagi pertumbuhan ekonomi desa serta inspirasi bagi desa-desa lain di Tulungagung.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir