
Museum Tulungagung: Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo meresmikan Pameran Museum Daerah 2025
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Pameran Museum Daerah 2025 kembali digelar oleh Pemerintah Kabupaten Tulungagung dengan tema “Lintas Masa Peradaban Bangsa”. Kegiatan yang dibuka secara resmi oleh Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, S.E., M.E., pada Selasa (21/10/2025) itu tak sekadar menampilkan benda-benda bersejarah, tetapi juga menggugah kesadaran tentang pentingnya menjaga ingatan kolektif masyarakat.
Dalam sambutannya, Bupati Gatut Sunu menegaskan bahwa museum bukan hanya tempat penyimpanan artefak, melainkan ruang hidup yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan.
“Museum bukan hanya tempat menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi ruang yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan,” tegasnya.
Pameran kali ini menampilkan koleksi lintas zaman—mulai dari masa prasejarah, era Hindu-Buddha, penyebaran Islam, hingga periode modern. Sejumlah museum dari luar daerah turut ambil bagian, menjadikannya ajang pertukaran pengetahuan dan jejaring budaya antarwilayah.
Namun, di balik kemeriahan panggung budaya ini, muncul refleksi kritis: apakah museum daerah benar-benar menjadi pusat edukasi sejarah, atau sekadar simbol pelestarian yang kehilangan rohnya?
Para pengamat menilai, pelestarian budaya tak cukup berhenti pada gelaran pameran tahunan. Tantangan sebenarnya adalah menjadikan museum sebagai ruang belajar aktif yang mampu menarik minat generasi muda, bukan sekadar tempat sunyi yang ramai saat seremoni berlangsung.
Beberapa pihak juga mendorong langkah konkret seperti digitalisasi koleksi, program edukatif bagi sekolah, dan pelibatan komunitas budaya lokal agar museum benar-benar berfungsi sebagai sumber inspirasi dan kebanggaan daerah.
Bupati Gatut Sunu pun menutup sambutannya dengan pesan reflektif.
“Pelestarian budaya adalah tanggung jawab kita bersama. Dengan menjaga budaya, kita menjaga jati diri bangsa,” ujarnya.
Pameran Museum Daerah 2025 ini diharapkan menjadi momentum untuk menghidupkan kembali semangat pelestarian sejarah dan memperkuat identitas budaya Tulungagung di tengah arus modernisasi yang kian deras.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir