
KOTA MALANG, HARIAN-NEWS.com – Tim Asesmen dan Penanganan Unjuk Rasa (Unras) Mabes Polri melakukan evaluasi atas penanganan aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Kota Malang pada Agustus hingga September 2025. Kegiatan audit berlangsung di Ballroom Sanika Satyawada, Jumat (19/9/2025).
Tim dipimpin Brigjen Pol Andi Syahriful Taufik, S.I.K., M.Si. dari Itwasum Polri. Ia menekankan pentingnya aspek keamanan, sosial, dan profesionalitas aparat dalam menjaga kamtibmas.
Kerusuhan bermula dari aksi damai mahasiswa pada Jumat malam (29/8/2025) di depan Polresta Malang Kota. Usai doa bersama dan menyalakan lilin di Alun-Alun Merdeka, massa yang awalnya kondusif berkembang menjadi anarkis dengan perusakan fasilitas umum, pos polisi, hingga kantor pemerintahan.
Aparat mengamankan 61 orang, mayoritas berasal dari luar Malang. Sebanyak 13 di antaranya ditetapkan tersangka, termasuk provokator dan pelaku pelemparan batu. Kerusuhan mengakibatkan 19 pos polisi rusak—6 di antaranya dibakar—serta 12 anggota kepolisian luka-luka mulai dari robek hingga cedera kepala.
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Nanang, S.H., S.I.K., M.Si. menegaskan langkah cepat telah ditempuh bersama TNI dan masyarakat. “Kami tidak hanya melakukan penindakan, tetapi juga pembersihan lokasi bersama warga untuk memulihkan kondisi psikologis masyarakat,” ujarnya.
Polresta Malang bersama Forkopimda dan elemen masyarakat—termasuk Kokam Muhammadiyah, Madas, Sakera, Branjang Kawat, hingga komunitas Aremania—bersepakat menjaga objek vital pada 30–31 Agustus. Kolaborasi ini terbukti mampu meredam potensi kerusuhan susulan, termasuk saat aksi HMI pada 1 September 2025.
Sebagai antisipasi, Polresta Malang juga menggelar simulasi sistem pengamanan markas (Sispam Mako) pada 12 September 2025.
Dalam evaluasinya, Brigjen Pol Andi mengapresiasi kinerja jajaran Polresta. “Kami melihat mitigasi dilakukan dengan baik, bahkan hingga malam hari Polresta tetap melaksanakan langkah preventif dan pendokumentasian profesional,” katanya.
Ia menambahkan peran intelijen serta komunikasi dengan ormas lokal sangat efektif. “Soliditas TNI–Polri juga terlihat kuat melalui koordinasi dengan Pangdiv 2 Kostrad,” ujarnya.
Meski terbatas personel dan peralatan, Brigjen Pol Andi menilai Polresta Malang Kota tetap mampu bertindak tegas dan terukur sesuai SOP tanpa melanggar kode etik. “Situasi Kota Malang tetap kondusif. Ini bukti pengabdian Polri menjaga keamanan sekaligus kepercayaan publik,” pungkasnya.