TULUNGAGUNG, HARIAN- NEWS.com – Senin pagi (21/7/2025) terasa berbeda di halaman SDN 1 Kampungdalem. Tak hanya deretan siswa berseragam merah putih yang lalu-lalang menuju kelas, tapi juga aroma hangat dari nasi uduk dan sayur oseng yang mengepul dari kotak-kotak makanan bersusun di depan ruang guru.
Sebanyak 948 siswa di sekolah dasar negeri tersebut resmi menjadi bagian dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG), kebijakan nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Program ini bertujuan memperbaiki kualitas gizi dan konsentrasi belajar anak-anak Indonesia melalui pemberian makanan sehat setiap hari sekolah.
“Anak-anak kami antusias sekali. Sejak pagi sudah tanya: ‘Bu, hari ini dapat lauk apa?’” ujar Muhadi, M.Pd., Kepala SDN 1 Kampungdalem, dengan senyum yang tak bisa disembunyikan.
Foto : Muhadi M.Pd., Kepala Sekolah SDN 1 Kampungdalem, Tulungagung, Jawa Timur.
Ia menyambut program ini dengan penuh syukur, menyebutnya sebagai “bukti perhatian negara terhadap masa depan anak-anak.”
750 x 100AD PLACEMENT
Makan Bersama, Membangun Kebersamaan
Pukul 09.30 WIB, tepat setelah jam pelajaran kedua, kegiatan makan bersama dimulai. Masing-masing kelas sudah siap menerima makanan yang dikemas secara higienis oleh penyedia dari pemerintah pusat.
Kotak-kotak besar bertuliskan nama kelas — dari 1A hingga 6D — berjajar rapi. Tiap kotak berisi makanan sesuai jumlah siswa, membuat distribusi berjalan cepat dan tertib.
“Anak-anak cukup bawa sendok sendiri dari rumah. Sisanya sudah kami siapkan. Sistemnya kami buat sederhana, tapi efisien,” jelas Muhadi.
Foto: Dua siswi menunjukkan jempol sambil menikmati menu sehat dari Program Makan Bergizi Gratis.
Gizi di Meja, Semangat di Kepala
Meski baru beberapa hari berjalan, manfaat program ini mulai terasa. Menunya berganti setiap hari — mulai dari nasi, lauk berprotein, hingga sayur dan buah segar. Yang pasti, tanpa pewarna, tanpa perasa buatan.
“Yang biasanya rewel makan, sekarang ikut lahap. Teman-teman makan bareng, jadi lebih semangat,” cerita seorang guru kelas 3 sambil mendampingi siswanya.
Program ini bukan hanya memberi asupan fisik, tapi juga menciptakan momen kebersamaan yang jarang terjadi: semua anak, dari latar belakang ekonomi berbeda, duduk dan makan makanan yang sama. Tidak ada anak yang iri, tidak ada yang tertinggal.
Tantangan dan Evaluasi di Hari Pertama
Tak semua berjalan mulus. Hari pertama sempat dihiasi insiden kecil: beberapa siswa lupa membawa sendok dari rumah. Namun, sekolah cepat beradaptasi. Keesokan harinya, seluruh siswa sudah siap.
“Kami jadikan itu bahan evaluasi, baik untuk orang tua maupun penyaji. Alhamdulillah cepat teratasi,” kata Muhadi.
750 x 100AD PLACEMENT
Sekolah Siap Jadi Percontohan
Meski tidak terlibat langsung dalam penyediaan makanan, pihak sekolah mengambil peran penting dalam mendukung kelancaran program. Penunjukan penanggung jawab, koordinasi dengan wali murid, hingga penyediaan perlengkapan logistik dilakukan secara mandiri oleh pihak sekolah.
Foto : Guru bersama siswa SDN 1 Kampungdalem menyiapkan kotak makanan bergizi yang akan dibagikan ke tiap kelas.
Bahkan, Muhadi menyatakan kesiapan SDN 1 Kampungdalem menjadi sekolah percontohan di Tulungagung bila program ini akan diperluas.
“Kami punya tim yang solid dan semangat yang besar. Harapannya, program ini berkelanjutan dan semakin baik setiap harinya.”
Lebih dari Sekadar Makanan
Di akhir wawancara, Muhadi menyampaikan pesan menyentuh bagi siswa-siswinya.
“Belajarlah menghargai makanan sehat. Ini bukan hanya soal kenyang, tapi tentang masa depan. Pemerintah sudah peduli, sekarang giliran kita untuk menjaga dan mensyukuri.”
Hari itu, SDN 1 Kampungdalem bukan hanya tempat belajar. Ia menjadi saksi perubahan kecil yang bisa membawa dampak besar — sebuah ruang di mana setiap anak punya hak yang sama untuk tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia.