
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Pendapa Kongas Arum Kusumaning Bongso, Sabtu (12/7/2025), kembali disesaki ratusan pengunjung. Mereka antusias menghadiri Pameran Keris yang menjadi bagian dari rangkaian Festival Budaya Spiritual (FBS) 2025, yang digelar sejak 10 hingga 13 Juli 2025.
Tak kurang dari 200 bilah keris dari berbagai penjuru Nusantara terpajang anggun, mulai dari koleksi kepala desa, tokoh masyarakat, hingga para pecinta budaya. Namun, yang paling menyedot perhatian adalah keris milik Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Menurut Mpu Eko Putranto, Ketua Panitia Pameran dari Padepokan Pulanggeni, keris tersebut memiliki nilai simbolik yang kuat.
“Keris milik Pak Prabowo ini adalah keris kepemimpinan. Lok-nya 13, dalam dunia perkerisan dikenal sebagai simbol pemimpin sejati,” ungkap Mpu Eko saat ditemui di lokasi pameran.
Selain itu, turut dipamerkan pula keris milik Menteri Kebudayaan Fadli Zon, Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, dan Wakil Bupati Ahmad Baharudin. Keberadaan pusaka-pusaka ini menambah daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang haus akan napas budaya.
Edukasi Budaya, Bukan Sekadar Mistis
Lebih dari sekadar pamer benda pusaka, FBS 2025 mengusung misi edukasi budaya bagi generasi muda. Pameran ini dirancang agar anak-anak muda tidak lagi memandang keris semata sebagai benda mistis, tetapi juga sebagai hasil karya seni, teknologi, dan kearifan lokal.
“Kami ingin generasi penerus bangsa memahami keris sebagai bagian dari sejarah ilmu metalurgi tradisional Indonesia. Proses pembuatannya adalah perpaduan antara seni dan teknologi,” ujar Mpu Eko.
Salah satu agenda yang paling diminati pengunjung adalah demo menempa keris. Di sesi ini, para empu mempraktikkan langsung proses pembuatan keris, dari bilah hingga ukiran. Area pameran pun semakin ramai, terutama di malam hari, saat atmosfer sakral dan estetik bertemu dalam satu ruang.
Keris, Cermin Ilmu Metalurgi Nusantara
Melalui pameran ini, Mpu Eko berharap masyarakat dapat mengubah cara pandang terhadap keris. Tidak sekadar benda warisan, melainkan bukti bahwa nenek moyang bangsa Indonesia telah menguasai teknologi metalurgi sejak berabad silam.
“Kami ingin masyarakat mulai menganggap keris sebagai identitas budaya yang harus dilestarikan. Ini bukan sekadar pusaka, tapi juga bagian dari ilmu pengetahuan dan seni tinggi,” tegasnya.
Dengan semangat pelestarian budaya, Pameran Keris FBS 2025 diharapkan menjadi momentum membangkitkan kembali kecintaan generasi muda terhadap warisan leluhur, sekaligus menjaga eksistensi keris sebagai jati diri bangsa Indonesia.
Jurnalis: Pandhu