
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com — Di balik tenangnya air kolam di Desa Karangrejo, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur mengalir kisah penuh semangat dan kolaborasi. Desa ini tak hanya pandai merawat ikan hias, tetapi juga lihai merawat mimpi hingga menembus pasar internasional.
Siapa sangka, kawasan yang dahulu hanya dikenal sebagai lahan pertanian biasa, kini menjelma menjadi sentra ikan hias terkemuka di Jawa Timur, bahkan telah menyentuh ranah ekspor ke luar negeri.
“Awalnya kami hanya mengembangkan ikan konsumsi lewat program minapolitan.
Tapi masyarakat punya mimpi lain — mereka kembangkan ikan hias, dan sekarang sudah ekspor,” tutur Kepala Desa Karangrejo, Dwi Agus Prasetyo, S.Pd., MM., saat ditemui HARIAN-NEWS.com di Taman Minapolitan Karangrejo, Minggu (3/8/2025).
Ikan Hias, Warga Cerdas, Ekonomi Terangkat
Berawal dari program P2KP pada 2011–2015, Karangrejo menyambut gagasan minapolitan bukan hanya sebagai wacana, melainkan sebagai gerakan nyata. Kini, kelompok tani ikan hias tumbuh mandiri, inovatif, dan melek digital. Mereka tak lagi menunggu pasar, tetapi mencari dan menembusnya.
Dwi Agus mengungkapkan, Pemerintah Desa terus mendampingi. Fasilitasi pameran ikan hias tingkat nasional telah dua kali dilakukan. Akses permodalan juga dijembatani melalui kemitraan dengan anggota dewan, BRI, dan Bank Jatim.
“Kami ingin petani berani naik kelas. Kami bantu akses, selebihnya mereka memang luar biasa mandiri,” ungkapnya.
Ekosistem Gotong Royong yang Tumbuh dari Kolam
Di Karangrejo, keberhasilan tak lahir dari individu, tetapi dari ekosistem kolaboratif. Peternak besar bukan hanya menjual, tapi juga membina petani kecil — mulai dari bibit, teknik budidaya, hingga pemasaran.
“Ada kepercayaan dan gotong royong. Petani kecil terbantu, peternak besar tak kehilangan suplai. Inilah ekonomi yang saling menguatkan,” tambah Dwi Agus.
Infrastruktur Mendukung, Variasi Ikan Kian Kaya
Dari koi, koki, ranchu, hingga glofish yang kini tengah naik daun, Karangrejo menawarkan keragaman ikan hias yang menjadi daya tarik pasar. Pemerintah Desa juga mendukung melalui pembangunan saluran air untuk menunjang budidaya di lahan pertanian terpadu.
“Permintaan pasar semakin variatif. Maka inovasi menjadi kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Harapan: Dari Kolam ke Panggung Dunia
Meski telah menembus pasar global, Dwi Agus menyimpan harapan. Ia menginginkan dukungan lebih kuat dari pemerintah pusat — utamanya dalam memperluas akses ekspor dan menggelar lomba-lomba ikan hias secara berkala.
“Bila pasar luar negeri lebih terbuka, maka roda ekonomi desa ini akan berputar lebih cepat. Warga kami siap, tinggal dukungannya yang perlu dipererat,” pungkasnya.
Jurnalis: Pandhu
Editor: Tanu Metir