![BAZNAS Tulungagung Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat Lewat Program Sosial](https://harian-news.com/wp-content/uploads/2025/02/Screenshot_2025-02-13-11-17-25-10_6012fa4d4ddec268fc5c7112cbb265e7.jpg)
TULUNGAGUN, HARIAN- NEWS.,om – Dalam rangka memperingati hari jadi ke-13, Organisasi Pecinta Alam (PALA) APEL’S dari SMKN 3 Boyolangu menggelar program reboisasi di kawasan Tumpak Klatak, Glodogan, Desa Pucung Kidul, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Rabu (12/2/2025).
Dengan mengusung tema “Dengan Tanggung Jawabmu, Selamatkan Bumimu”, kegiatan ini bertujuan untuk menghijaukan kembali lahan yang gersang serta menjaga keseimbangan ekosistem di sekitar Gunung Budheg.
Menurut Yuga Hermawan, S.Pd., Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan SMKN 3 Boyolangu, kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian para siswa terhadap lingkungan, khususnya dalam pelestarian alam melalui reboisasi.
“Kegiatan ini adalah bentuk kesadaran mereka dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Reboisasi ini bertujuan untuk menghijaukan daerah-daerah di Tulungagung yang memiliki lahan sulit ditanami, seperti di sekitar Gunung Budheg,” ujarnya.
Dalam program ini, sebanyak 500 bibit pohon ditanam, terdiri dari pohon buah-buahan dan pohon berkayu yang memiliki kemampuan menghancurkan batu, mengingat kawasan Tumpak Klatak merupakan daerah berbukit berbatu. Bibit tersebut diperoleh dari berbagai pihak, termasuk relawan dari Kediri, Perhutani, serta sumbangan dari siswa dan komunitas pecinta alam lainnya.
Kegiatan ini mendapatkan banyak dukungan, baik dari pihak sekolah, siswa-siswi SMKN 3 Boyolangu, pelajar dari berbagai sekolah di Tulungagung, serta komunitas relawan seperti Pendaki Purba. Pemerintah setempat melalui Dinas Perhutani juga turut mendukung inisiatif reboisasi ini.
Dirga, Ketua Umum PALA APEL’S periode 2024-2025, mengungkapkan, persiapan kegiatan ini telah dilakukan sejak tiga bulan sebelum pelaksanaan.
“Kami sudah mempersiapkan dari awal ajaran baru, mulai dari pengajuan izin, pengecekan lahan, hingga pencarian donatur untuk bibit pohon. Kami juga mengundang peserta dari berbagai sekolah di Tulungagung dan sekitarnya,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dirga menambahkan, kegiatan ini diikuti oleh sekitar 270 peserta dari jenjang SMP dan SMK. Tumpak Klatak dipilih sebagai lokasi reboisasi karena sebelumnya jumlah pohon di kawasan tersebut berkurang, sementara kawasan lain seperti Sanggrahan sudah cukup hijau berkat reboisasi sebelumnya.
Meskipun sempat menghadapi kendala bentroknya jadwal dengan kegiatan lain, panitia berhasil mengatasinya melalui diskusi dan koordinasi yang matang. Dirga juga memberikan pesan semangat kepada seluruh peserta agar terus melakukan aksi nyata dalam menjaga lingkungan. “Terus semangat untuk melakukan aksi ini, karena satu gerakan bisa memberikan seribu manfaat,” ungkapnya.
Tak hanya melakukan penanaman pohon, kegiatan ini juga mencakup pelepasan burung jalak sebagai bagian dari upaya menjaga keseimbangan ekosistem. Rudiono, Pembina PALA APEL’S, menjelaskan bahwa pelepasan burung jalak bertujuan untuk melestarikan fauna yang mulai berkurang di sekitar kawasan tersebut.
“Burung jalak memiliki peran penting dalam ekosistem. Dulu, burung ini dikenal bersimbiosis dengan hewan ternak seperti kerbau. Kami berharap keberadaan burung jalak dapat membantu menjaga keseimbangan lingkungan,” ujarnya.
Selain itu, untuk memastikan keberlanjutan ekosistem burung jalak, SMKN 3 Boyolangu telah menyediakan aviary serta makanan bagi burung-burung tersebut agar mereka tetap bertahan dan berkembang biak di sekitar sekolah.
Rudiono menegaskan, reboisasi ini tidak hanya penting bagi kelangsungan hidup manusia, tetapi juga sebagai upaya mencegah bencana alam seperti tanah longsor.
“Semua makhluk hidup membutuhkan oksigen, dan dengan adanya reboisasi ini, kita berusaha menjaga bumi kita tetap hijau. Kami berharap generasi muda terus memiliki kesadaran untuk melakukan aksi penghijauan, baik di rumah, gunung, maupun di lahan-lahan yang terdampak longsor,” katanya.
Sebagai langkah tindak lanjut, para anggota PALA APEL’S juga akan terus melakukan perawatan terhadap pohon-pohon yang telah ditanam. Mereka berkomitmen untuk membawa air ke lokasi saat musim kemarau guna memastikan pohon dapat tumbuh dengan baik.
Kegiatan reboisasi ini menjadi bukti nyata bahwa kepedulian terhadap lingkungan dapat dimulai dari kalangan pelajar. Dengan aksi nyata seperti ini, diharapkan semakin banyak sekolah dan komunitas lain yang tergerak untuk melakukan hal serupa demi masa depan bumi yang lebih hijau.