160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Pak Guru Jas dan Cahaya Pendidikan dari Dusun Ngelo

KH Imam Mawardi Ridlwan Pembina YPI Al Azhaar Indonesia mengunjungi Guru Jas Pengelola MI Tahfidz Al Azhaar di Ngelo

TULUNGAGUNG,HARIAN-NEWS.com — Langit berawan tebal, tanda hujan akan turun. Senin (15/9/2025) menjelang Magrib, pesan WhatsApp dikirimkan kepada sosok sederhana itu: Pak Guru Jas. “Posisi Panjenengan di mana?” tanya seseorang.
“Di Dusun Sumber, Desa Jengglungharjo, Kecamatan Tanggunggunung,” jawabnya singkat.

Dusun Ngelo, Jengglungharjo, memang bukan wilayah yang mudah dijangkau. Jalanan berkelok, hutan lebat, dan tanah becek setelah hujan menjadi teman perjalanan. Namun, semangat untuk bertemu dengan Pak Guru Jas dan menengok pembangunan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Tahfidz Al Azhaar tak pernah surut.

Sekitar pukul 21.45 WIB, rombongan yang berangkat dari Kedungwaru akhirnya tiba di lokasi. Gelap menyelimuti dusun, rumah-rumah warga terkunci rapat, dan MI Tahfidz yang baru berdiri itu masih tanpa listrik. Hanya cahaya lampu seadanya yang menjadi penerang.

750 x 100 AD PLACEMENT

“Sejak 2010 saya mengabdikan diri di Ngelo. Dulu, jalan masih lumpur, fasilitas tak ada. Tapi semangat untuk berkhidmat tetap ada,” tutur Pak Guru Jas suatu ketika.

Dari Keraguan ke Keyakinan

Akhir Juli 2025, sebuah ide besar lahir: mendirikan MI Tahfidz Al Azhaar di Ngelo. Awalnya, Pak Guru Jas sempat ragu. “Penduduk Ngelo hanya sekitar 140 KK. Apakah nanti ada muridnya?” tanyanya.
Jawaban yang ia terima sederhana namun penuh makna, “Bismillah. Dua atau tiga murid saja sudah anugerah. Yang penting jalan dulu.”

Dari sanalah langkah kecil itu dimulai. Tanpa analisis pasar, tanpa target besar, melainkan dengan niat tulus untuk berkhidmat.

750 x 100 AD PLACEMENT

Akhir Agustus 2025, pondasi madrasah mulai tampak. Material berupa urukan tanah didatangkan hingga 375 truk. Setiap pekan, warga bergotong royong. Ada yang menyumbangkan kayu dan bambu, ada pula yang menyiapkan konsumsi. Semua bergulir atas dasar kebersamaan.

Dukungan dari Masyarakat

Sejak awal Agustus, Pak Guru Jas aktif bersilaturahmi dengan masyarakat. Ia menjelaskan tujuan didirikannya madrasah: memberi ruang bagi anak-anak di Jalur Lintas Selatan (JLS) Pantai Sine untuk belajar Al-Qur’an. Dukungan pun mengalir, karena masyarakat menyadari betapa terbatasnya akses pendidikan agama di daerah mereka.

Kini, meski masih berupa pondasi dan bangunan sederhana, MI Tahfidz Al Azhaar sudah menjadi simbol harapan. “Ini bukan soal fasilitas. Ini soal keberkahan. Yang penting anak-anak bisa belajar dan menghafal Al-Qur’an,” tegasnya.

750 x 100 AD PLACEMENT

Jejak Pengabdian

Perjuangan di Ngelo bukan sekadar membangun sekolah. Ini juga tentang pilihan hidup seorang guru yang rela meninggalkan kenyamanan demi pengabdian. Saat ini, di tengah kesibukannya membangun madrasah, Pak Guru Jas juga menempuh pendidikan S-2 Manajemen Pendidikan.

Malam itu, setelah meninjau lokasi pembangunan, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pantai Sine. Angin laut berhembus kencang, ikan bakar dan degan menambah hangat kebersamaan. Namun, yang paling menguatkan adalah tekad bersama: melanjutkan perjuangan Pak Guru Jas untuk menjadikan Ngelo pusat cahaya pendidikan agama.

Jurnalis IMR/AG

Editor Tanu Metir

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !