160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Haflah Akhirisanah dan Haul KH. Abdul Aziz Ke-17 Ponpes MIA


TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Pondok Pesantren MIA (Ma’hadul ‘Ilmi Wal ‘Amal) yang berlokasi di Pacet, Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, menggelar Haflah Akhirissanah dalam rangka Haul ke-17 Romo KH. Abdul Aziz serta Takhtiman Alfiyah Ibnu Malik.

Acara ini berlangsung khidmat dengan dihadiri ribuan santri, wali santri, dan tamu undangan dari berbagai daerah.

Ketua penyelenggara, Rizal, menjelaskan, Haflah Akhirissanah merupakan bagian dari tradisi pesantren yang menjadi tanda berakhirnya tahun ajaran.
“Tradisi ini sudah menjadi adat di pesantren, tidak hanya bagi santri TPQ tetapi juga bagi santri madrasah diniyah pondok. Santri yang telah khatam tidak seharusnya berbangga atau merasa cukup, karena menuntut ilmu itu adalah proses seumur hidup, dari buaian hingga liang lahat,” ungkapnya.

 

750 x 100 AD PLACEMENT
Rizal, Ketua Penyelenggara

Ia juga menyoroti perkembangan pendidikan di pesantren yang semakin membaik dari tahun ke tahun. “Dari sisi kurikulum, kami terus melakukan peningkatan agar lebih tertata dan sesuai dengan kebutuhan zaman,” tambahnya.

Senada dengan Rizal, Ustadz Sefri juga menegaskan, Haflah Akhirissanah merupakan bentuk rasa syukur atas capaian pembelajaran santri selama satu tahun.
“Di TPQ, anak-anak tidak hanya belajar membaca Al-Qur’an, tetapi juga fiqih dasar, doa-doa harian, akhlakul karimah, dan adab terhadap guru. Kami selalu mengingatkan bahwa khatam bukanlah akhir dari proses belajar, justru masih ada jenjang yang lebih tinggi yang harus ditempuh,” paparnya.

Ustadz Sefri, pengajar

Antusiasme para santri dan wali santri sangat tinggi dalam perhelatan ini. “ Kami mengundang sekitar 2.000 orang, dan alhamdulillah seluruh kursi terisi penuh, bahkan banyak yang datang dari luar kota,” ujarnya.

Salah satu santri, Muhammad Reza, yang juga menjadi panitia acara, mengungkapkan kebanggaannya bisa menjadi bagian dari acara ini.
“Sebagai santri mukim, saya memiliki banyak kenangan di pondok ini. Saya hidup dan beraktivitas setiap hari dengan berbagai macam suku, namun memiliki satu tujuan, yaitu mencari ilmu Allah Ta’ala. Saya berharap teman-teman tidak menyepelekan ilmu agama, tetapi juga tidak melupakan ilmu pengetahuan umum, karena keduanya harus berjalan beriringan,” pesannya.

750 x 100 AD PLACEMENT
KH. Bagus Ahmadi,  Ketua Madrasah Diniyah Ma’hadul ‘Ilmi Wal ‘Amal (MIA)  yang juga Ketua PCNU kabupaten Tulungagung

Nasihat dari Gus Bagus Ahmadi selaku Ketua Madrasah Diniyah Ma’hadul ‘Ilmi Wal ‘Amal (MIA)  yang juga menjabat Ketua PCNU Tulungagung, menegaskan,
Haflah Akhirissanah dan Haul bukan sekadar perayaan, tetapi juga media untuk meneladani perjuangan para ulama.
“Santri harus meneladani para pendiri pesantren dalam keilmuan, istiqomah, dan akhlakul karimah. Ilmu yang diperoleh harus diamalkan agar bermanfaat bagi
diri sendiri dan masyarakat,” pesannya.

Gus Bagus juga menyoroti tantangan yang dihadapi santri setelah kembali ke masyarakat, termasuk kesibukan ekonomi dan pengaruh media sosial.
“Santri harus tetap istiqomah dalam belajar
dan berdakwah, salah satunya dengan memanfaatkan media sosial sebagai sarana menyebarkan ilmu,” tambahnya.

Acara Haflah Akhirissanah ini diakhiri dengan doa dan harapan agar pesantren terus berkembang dan mampu mencetak generasi penerus yang memiliki bekal keilmuan agama serta keilmuan umum yang seimbang. Pesan yang terus ditekankan adalah bahwa mencari ilmu tidak mengenal batasan usia, dan santri diharapkan tetap istiqomah dalam menuntut ilmu sepanjang hayat.

 

750 x 100 AD PLACEMENT

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !