
TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Dunia akademik sering kali dianggap berada di jalur berbeda dengan dunia modeling yang sarat persaingan dan tuntutan penampilan. Namun, Eka Fibri Yuliani, mahasiswi Universitas Bhinneka PGRI Tulungagung, justru membuktikan keduanya bisa berjalan seiring.
Dalam wawancara eksklusif bersama Harian-News, Kamis (18/9/2025), Eka menuturkan kunci utamanya adalah disiplin manajemen waktu.
“Untuk menyeimbangkan akademik dan modeling itu saya belajar manajemen waktu. Saya buat daftar kegiatan harian agar tidak ada yang tertinggal, baik sebagai mahasiswa maupun model. Dengan begitu, keduanya bisa saya jalani tanpa saling mengorbankan,” ujarnya tegas.
Dari Hobi Jadi Profesi
Kecintaan Eka pada dunia modeling bermula sejak duduk di bangku sekolah dasar. Ketertarikan itu semakin serius ketika ia menempuh pendidikan di SMK. “Awalnya memang hobi, tapi semakin lama berkembang karena ada guru di Trenggalek yang mendorong saya terjun ke dunia modeling,” jelasnya.
Selain menjadi model, Eka juga aktif mengajar. Ia membagi waktunya sebagai guru ngaji di sebuah pondok pesantren, melatih tari di sekolah dasar, hingga membuka les privat. Aktivitas padat itu tak membuatnya kewalahan, justru menjadi ruang untuk menyalurkan kemampuan akademik sekaligus kreativitas.
Melawan Stereotip Negatif
Dunia modeling kerap dipandang miring, mulai dari isu eksploitasi hingga gaya hidup hedonis. Namun, Eka memilih tetap fokus pada jalannya. “Pandangan orang itu berbeda-beda. Ada yang suka, ada yang tidak. Saya memilih fokus pada jalan saya.
Saya juga sudah membuktikan dengan mengikuti berbagai ajang, mulai dari putri sekolah SMP, SMK, hingga duta Kartini. Jadi, modeling bukan sekadar penampilan fisik, tapi juga soal intelektualitas dan public speaking,” ungkapnya.
Menurut Eka, dunia modeling saat ini menuntut lebih dari sekadar wajah cantik. Public speaking, penguasaan bahasa asing, hingga wawasan intelektual kini menjadi penilaian penting.
“Fashion itu justru nomor terakhir. Jadi model sekarang harus punya kemampuan komunikasi yang kuat,” tambahnya.
Dukungan Kampus
Sebagai mahasiswa baru Universitas Bhinneka PGRI Tulungagung, Eka mengaku optimistis bisa terus menyeimbangkan dua perannya. Ia pun mengapresiasi dukungan kampus terhadap mahasiswa yang berprestasi di berbagai bidang.
“Saya sangat setuju kalau kampus mendukung penuh mahasiswa yang terjun ke dunia modeling. Itu artinya mahasiswa tidak hanya dituntut pintar secara akademik, tapi juga bisa mengembangkan bakat di bidang lain,” tandasnya.
Dengan segudang aktivitasnya, Eka Fibri Yuliani membuktikan bahwa menjadi mahasiswa sekaligus model bukanlah hal yang mustahil. Manajemen waktu, konsistensi, dan fokus menjadi senjata utama dalam menembus dua dunia yang berbeda, namun sama-sama penuh tantangan.
Jurnalis: Pandhu
Editor Tanu Metir