160 x 600 AD PLACEMENT
160 x 600 AD PLACEMENT

Wayang Kulit ‘Sesaji Rajasuya’ Warnai Tradisi Jamasan Pusaka di Tulungagung, Bupati Tekankan Pelestarian Budaya

TULUNGAGUNG, HARIAN-NEWS.com – Pemerintah Kabupaten Tulungagung menggelar pagelaran wayang kulit bertajuk Sesaji Rajasuya dalam rangkaian tradisi jamasan pusaka Tombak Kanjeng Kyai Upas.

Acara berlangsung di kompleks Dalem Kanjengan Kepatihan, Jumat malam (11/7), dihadiri Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo, Wakil Bupati Ahmad Baharudin, serta pejabat daerah dan perwakilan Kementerian Kebudayaan RI.

Pagelaran ini menampilkan dalang kondang Ki Eko Kondo Prisdianto dengan lakon Sesaji Rajasuya, sebuah kisah wayang bernuansa spiritual dan filosofi Jawa. Turut memeriahkan acara, duo pelawak legendaris Jo Klithik–Jo Kluthuk dan penyanyi dangdut Niken Salindry, yang sukses menghibur ratusan penonton.

750 x 100 AD PLACEMENT
Foto : Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo menyampaikan sambutan

Dalam sambutannya, Bupati Gatut Sunu menekankan pentingnya melestarikan budaya lokal di tengah gempuran globalisasi. Ia menyebut wayang kulit bukan sekadar hiburan, melainkan media edukasi yang kaya nilai moral dan kebangsaan.
“Wayang kulit adalah warisan budaya adiluhung yang harus dijaga. Kami berharap generasi muda semakin mencintai seni tradisional sebagai bagian dari jati diri bangsa,” ujarnya.

Ia juga menguraikan makna Sesaji Rajasuya sebagai simbol pengabdian pemimpin kepada rakyat. “Kisah ini mengajarkan bahwa pemimpin harus mempersembahkan kebaikan bagi negeri dan rakyatnya,” tambahnya.

Acara dibuka secara resmi dengan pembacaan Bismillahirrohmanirrohim, menandai dimulainya Festival Budaya Spiritual 2025. Antusiasme masyarakat terlihat tinggi, mulai dari anak-anak hingga orang tua, yang larut dalam khidmatnya pertunjukan.

Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tulungagung Yohanes Bagus Kuncoro menyatakan, kegiatan ini akan terus didorong sebagai bagian dari promosi budaya dan penguatan identitas lokal.
“Wayang kulit bukan hanya tontonan, tapi juga tuntunan—sarana belajar dan merenung,” ujarnya.

750 x 100 AD PLACEMENT


Pagelaran ini membuktikan bahwa budaya tradisional tetap lestari dan menjadi kekuatan spiritual yang abadi.

Antusiame warga masyarakat Tulungagung menyaksikan pergelaran pentas Wayang kulit malam itu.

(Jurnalis: Pandhu)

750 x 100 AD PLACEMENT

Berita Terkait
930 x 180 AD PLACEMENT
Ayo ikut berpartisipasi untuk mewujudkan jurnalistik berkualitas!
Promo Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau !