Tulungagung, harian-news.com – Pemilu 2024 telah usai pencoblosan. Dalam proses penghitungan akan memasuki Bulan Romadhon. Bulan yang penuh keistimewaan. Yaitu bulan damai. Tokoh agama Kabupaten Tulungagung, KH. Imam Mawardi Ridlwan pada Rabu (20/2/2024) menyampaikan rasa syukur atas pelaksana pemilu 2024 yang aman, tertib, damai dan jurdil.
“Tujuan utama pemilu adalah terwujud kepemimpina nasional yang mewujkan kemakmuran dan perdamaian. Pemilu harus jurdil. Pemilu wajib jurdil. Manakala terjadi kecurangan maka wajib dilawan secara konstitusi. Inilah yang disebut jihad konstitusi. Pemilu 2024 sangat istimewa karena paska coblosan kita mendapatkan ibadah puasa” tutur Abah Imam
Masih dalam pandangan Abah Imam bahwa bulan Romadhon 1445 H sangat istimewa karena hadlir di tengah bangsa Indonesia melanjutkan proses pesta demokrasi, pemilu 2024. Kaum muslimin saat menjalankab ibadah puasa pastinya menjaga lisan dan cempolnya dari segala prilaku yang akan merusak pahala puasa. Apalagi puasa diamalkan dengan sebenarnya maka akan terwujud kedamaian bangsa.
“Membahas hiruk-pikuk, pertikaian setiap pemilu sudah dimulai sejak pemilu pertama tahun 1955. Rata-rata pertikaian anak bangsa akan membara manakala disebabkan faktor agama, etnik, dan nafsu kekuasaan. Pemilu 2024 secara pelaksanaan telah berjalan damai, lancar dan baik. Pekerja besar KPU melaksanakan pemilu 2024 masih menyisakan problem mendasar yaitu ada kecurangan yang dilakukan oknum baik dari yang ada TPS atau di kantor KPU. Modus kecurangannya berbagai macam. KPU punya tugas besar untuk memberi sanksi para oknum yang curang dan melakukan pilihan ulang di TPS yang curang atau penghitungan ulang. Menjelang Romadlon segala bentuk yang curang segera ditangani oleh KPU dengan TSM bekerja sama dengan APH. Harapan ini untuk menciptakan kaum muslimin berromadlon dengan khusyuk dan damai,” tambah Sekretaris IPHI Jawa Timur
Masih menurut Abah Imam bahwa agama itu damai. Agama itu kedamaian. Puasa itu proses manusia mensucikan jiwa untuk menjadi insan damai dan pendamai. Hasil puasa adalah perilaku manusia yang santun dan bijak. Mereka yang akan memasuki bulan Romadhon akan meninggalkan ghibah dan fitnah, perbuatan menimbulkan kerusakan apalagi pertikaian atau pertumpahan darah. Mengapa demikian?
Sekretaris IPHI Jatim menjelaskan bahwa Romadlon dengan puasanya telah mendidik kita untuk menahan amarah dan mengikat nafsu. Kita tidak boleh mengumbar dan menyebarkan hoaks, kebencian, kedengkian, kemungkaran dan keonaran di masyarakat.
Abah Imam menutup dengan memaparkan makna dasar ash-shaum atau shiam atau puasa adalah al-imsak yaitu menahan diri. Yaitu menahan diri dari segala hal yang membatalkan shiam dan menggugurkan pahala shiam.
Jadi shiam yang sempurna manakala kaum muslimin sudah mampu menahan anggota badannya tidak marah, membenci, ghibah, memfitnah dan maksiat serta mampu menahan hatinya dari buruk sangka. Hasil shiam yang sempurna tadi adalah tercipta kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai. Insya Alloh akan sirna nafsu untuk bergejolak dan bertikai,
Shiam Romadhon Indonesia damai.